Rabu, 25 Mei 2011

surat saya untuk saya.

Masa lalu sedikit sebanyak menyukarkan diri untuk berinteraksi terlebih jika diajukan persoalan berkisar tema yang sama. Saya tidak mampu menolak bisikan kecil dari lubuk hati yang meniup kata-kata cemburu.

Subhanallah! Saya hanya insan yang lemah dan tidak dapat lari dari semua itu. sulit rasanya apabila terpaksa bertempur untuk melenyapkan bisikan setan.

Allah tidak pernah menjanjikan bahawa DIA akan memberikan segala yang kita inginkan akan tetapi DIA akan mengganjarkan kita apa yang diperlukan.

Entah mengapa, saya harus bersedih dan memendam rasa karena tidak mendapat nikmat yang kecil tersebut sedangkan banyak nikmat lain yang telah Allah tunjukkan.

Mengapa perlu mengeluh kepada Allah?

Bersyukurlah agar DIA menambahkan lagi rezeki saya dan belajarlah untuk iklas dengan takdir yang berlaku.

Bergembiralah untuk teman hidup yang ditunjukkan oleh Allah dengan karuniaNYA yang amat bernilai.Andai saya memerlukannya, saya yakin Allah juga akan memberinya..

Allah itu bersifat maha adil. Adilnya adalah bertempat. Analoginya adalah apabila ingin melihat betapa adilnya seorang ayah. jika seorang ayah membelikan sarung pada anak lelakinya, maka apakah perlu dia membelikan sarung juga untuk anak perempuannya? itu namanya Jail! Adil itu apabila membelikan sarung untuk anak lelaki dan kerudung untuk anak perempuan.

Adil di sisi Alloh hanya DIA yang tahu. Mungkin adilnya dengan memberikan semua nikmat pada manusia sesuai dengan sunnah Alam. Namun, ada yang tidak diberikan sesuatu yang sama seperti saudara saya.

Mengapa perlu dipersoalkan semua itu?

Semoga Allah membersihkan hati saya dari segala kekotoran karena mengikuti bisikan setan. Semoga Allah merahmati semua saudara saya dan mengganjarkan mereka dengan rahmat dariNYA.

25/5/2011-19:15

kadang saya heran semenjak saya kerja disini saya baru melihat ada orang yang begitu menentang percaloan tapi dia sendiri menempatkan dirinya sebagai calo dengan meminta pungutan uang, anehnya dia masih sanggup menahan rasa malunya untuk tetap bekerja di lingkungan sosial yang sangat jelas dibentuk untuk melayani masyarakat.
jika memang ekonomi jadi faktor pendorong terjadinya praktek semacam ini, menurut saya akan lebih mulia untuk meminta kenaikan gaji dengan menunjukkan kinerja yang baik atau secara sadar  mundur teratur mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain.
sungguh saya akan sangat kecewa jika semasa hidup saya, saya tidak mampu untuk berbuat kebaikan atau hanya sebuah perbaikan.
saya sangat yakin bahwa kebesaran sebuah jiwa bukan hanya dilihat dari seberapa mengerti seseorang akan ajaran ajaran sucinya, melainkan juga dihitung dari seberapa iklas dia melaksanakan kewajiban dan menerima haknya.
sekarang saya tidak tau harus menujukkan perasaan seperti apa..apakah saya harus marah? atau saya harus malu menjadi salah satu bagian dari ini dan sama sekali tidak berani melakukan apapun..sedih dan benci..mungkin itu yang paling saya rasakan saat ini..
sedih atas keadaan yang diderita pasien dan keluargannya, dan sedih karena melihat teman sejawat yang begitu tidak mensyukuri nikmatnya hingga terlihat begitu melarat sampai harus mengorbankan rasa malu dan ibanya dengan memungut uang yang bukan hak nya. jika memang kesejahteraan karyawan menjadi kuncinya, saya yakin itu hanyalah sebuah jawaban dari manusia yang tak pernah bersyukur dan mengenal ALHAMDULILLAH.
ini adalah sebuah pelajaran berharga dari hidup yang sedang saya jalani kemarin sebelum saya menulis ini..semoga apa yang saya tulis disini bisa dijadikan hikmah dan bisa diambil sisi baiknya..amin