kadang saya heran semenjak saya kerja disini saya baru melihat ada orang yang begitu menentang percaloan tapi dia sendiri menempatkan dirinya sebagai calo dengan meminta pungutan uang, anehnya dia masih sanggup menahan rasa malunya untuk tetap bekerja di lingkungan sosial yang sangat jelas dibentuk untuk melayani masyarakat.
jika memang ekonomi jadi faktor pendorong terjadinya praktek semacam ini, menurut saya akan lebih mulia untuk meminta kenaikan gaji dengan menunjukkan kinerja yang baik atau secara sadar mundur teratur mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain.
sungguh saya akan sangat kecewa jika semasa hidup saya, saya tidak mampu untuk berbuat kebaikan atau hanya sebuah perbaikan.
saya sangat yakin bahwa kebesaran sebuah jiwa bukan hanya dilihat dari seberapa mengerti seseorang akan ajaran ajaran sucinya, melainkan juga dihitung dari seberapa iklas dia melaksanakan kewajiban dan menerima haknya.
sekarang saya tidak tau harus menujukkan perasaan seperti apa..apakah saya harus marah? atau saya harus malu menjadi salah satu bagian dari ini dan sama sekali tidak berani melakukan apapun..sedih dan benci..mungkin itu yang paling saya rasakan saat ini..
sedih atas keadaan yang diderita pasien dan keluargannya, dan sedih karena melihat teman sejawat yang begitu tidak mensyukuri nikmatnya hingga terlihat begitu melarat sampai harus mengorbankan rasa malu dan ibanya dengan memungut uang yang bukan hak nya. jika memang kesejahteraan karyawan menjadi kuncinya, saya yakin itu hanyalah sebuah jawaban dari manusia yang tak pernah bersyukur dan mengenal ALHAMDULILLAH.
ini adalah sebuah pelajaran berharga dari hidup yang sedang saya jalani kemarin sebelum saya menulis ini..semoga apa yang saya tulis disini bisa dijadikan hikmah dan bisa diambil sisi baiknya..amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar